Aktivis armada kebebasan mengatakan bahwa pasukan Israel yang menangkap mereka telah mencuri beberapa barang pribadi milik mereka dan sampai saat ini masih belum dikembalikan.
Para aktivis itu mengatakan setelah mereka diculik dan dipenjarakan, banyak di antara mereka dipukuli dan terluka dan hampir semua harta benda mereka disita oleh pasukan Israel," AFP mengutip pernyataan dari lembaga dana dan bantuan hukum untuk Palestina yang berbasis di Inggris yang mengatakan awal pekan ini.
Harian Inggris The Guardian mengatakan Jumat lalu bahwa Israel tidak hanya merampas uang dan barang yang diperuntukkan bagi rakyat miskin di Gaza, tetapi juga menyita sebagian besar milik pribadi para aktivis armada Kebebasan.
Bahkan tentara Israel telah menggunakan kartu debit aktivis armada kebebasan yang merek sita untuk membeli barang seperti aksesoris iPod, sementara itu ponsel para aktivis juga disita dan mereka juga dilarang menerima panggilan telepon, kata laporan tersebut.
Aktivis kemanusiaan asal California Kathy Sheetz menyatakan bahwa dia telah dikenakan biaya lebih dari $ 1.000 dalam transaksi dari mesin ATM di Israel sejak tanggal 6 Juni.
"Mereka kelas-jelas mengambil kartu saya dan menggunakannya," kata aktivis Inggris Musaji Ebrahim mengatakan kepada surat kabar.
"Ketika mereka mengambil barang-barang kami seperti video dan kartu debit dan menggunakannya, serta ponsel kami, itu menjadi sedikit lelucon," katanya.
"Kami disandera, kami diserang, dan sekarang mereka pasukan Israel juga mencuri barang kami. Jika polisi menyita barang Anda di Inggris, mereka tidak akan menggunakan barang-barang Anda."
Israel masih menahan setidaknya 1 juta poundsterling (lebih dari $ 1,4 juta) dari nilai barang dan uang tunai dari pasokan bantuan yang disita dan milik pribadi, kutip The Guardian dari perkataan aktivis kebebasan.
Surat kabar itu mengatakan beberapa paspor, tiga di antaranya milik warga negara Inggris, masih belum dikembalikan.
Mata-mata badan intelijen Israel Mossad telah dikenal luas karena menggunakan paspor palsu untuk menutup identitas asli mereka.
Masalah ini menjadi skandal serius bagi Israel ketika ditemukan bahwa agen Mossad yang membunuh komandan Hamas Mahmud al-Mabhuh di Dubai pada tanggal 19 Januari telah menggunakan paspor asing untuk memasuki dan meninggalkan Uni Emirat Arab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar