Senin, 14 Juni 2010

VUVUZELA,ALAT MUSIK KONTROVERSIAL

OHANNESBURG, KOMPAS.com - Sejumlah tim masih mengaku kurang puas dengan bola resmi Piala Dunia 2010 Afrika Selatan (Afsel), Jabulani. Namun, belum lagi selesai dengan itu, kini muncul protes baru soal terompet khas Afsel, Vuvuzela.

Jabulani dinilai sulit dikendalikan dan membuat pemain kurang percaya diri, baik saat menendang atau pun menangkap bola. Hal ini disampaikan oleh bek Serbia, Nemanja Vidic dan geladang Slovenia, Robert Koren.

Namun, menurut Vidic, masalah Jabulani juga dialami pemain lain dan dengan begitu tak ada tim yang diuntungkan atau dirugikan oleh bola itu.

Kasus serupa berlaku untuk Vuvuzela. Para pendukung membunyikan Vuvuzela di sepanjang pertandingan dan menurut pemain Portugal, Cristiano Ronaldo, hal itu sangat mengganggu usaha pemain berkonsentrasi.






Meski begitu, menurut Ronaldo, karena penggunaan Vuvuzela tak bisa dilarang, maka pemain harus terbiasa dengan itu dan tak menjadikannya sebagai kambing hitam hasil buruk, karena setiap tim menikmati dengung terompet itu.'

"Sulit bagi setiap orang berkonsentrasi di lapangan. Banyak pemain tak menyukai mereka. namun, mereka akan terbiasa dengan itu," kata Ronaldo.

Menegaskan itu, juru bicara Panitia Lokal Piala Dunia, Rich Mkhondo, mengatakan, "Vuvuzela tak akan dilarang."

"Kami hanya akan meminta orang menggunakannya dengan bijaksana dan berhenti meniupnya ketika kami meminta mereka begitu saat lagu kebangsaan dinyanyikan dan pidato," tambahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar